Kisah Inspiratif:Percakapan Singkat Saya Dengan Petugas Kebersihan Sekolah

Hasil gambar untuk cleaning service sekolah
Sumber:merdeka.com



Petugas kebersihan sekolah,sebuah pekerjaan yang bertugas untuk membersihkan dan merapikan sekolah.Sebuah pekerjaan dimana sang ksatria menggunakan senjata sapu,pel,dan serokan.Pekerjaan yang sangat berat dengan gaji yang kecil.Bahkan menurut saya pribadi,pekerjaan ini bahkan tak cukup untuk menghidupi keluarga karena gaji yang kurang mencukupi.



Siang itu,saya dan kawan-kawan tengah mengajar teman-teman saya yang kesulitan dalam materi pelajaran.Kami melakukan karena disuruh BK.Entah karena kami cerdas,atau memang kebetulan saja.Kami pun mengajari dengan santai,ikhlas,layaknya percakapan teman-antar-teman yang akhir nya membuat saya telat pulang 3 jam.


Setelah sekian lama kami menerangkan materi-materi pelajaran yang kurang dipahami,akhirnya kelas selesai.Semua murid pulang duluan kecuali teman-teman saya.Saya berencana untuk pulang bersama mereka.Sambil menunggu salah satu teman saya yang sedang shalat,saya berencana untuk duduk di teras depan kelas.Saya lihat teman-teman saya tengah menunggu cesar,salah satu teman saya yang sedang shalat.Kami sibuk memerhatikan mang Ndzen,seorang petugas kebersihan sekolah tengah membetulkan meja keramik yang keropos akibat salah satu teman saya.Saya pun mendengarkan percakapan singkat antara teman teman saya dengan mang Ndzen (di bogor,abang biasanya dipanggil 'mang',atau 'mamang')




"Mang,ini golok nya lumayan tajem,nih"ucap Reza.



"Iya,tadi nya itu sepanjang ini"ucap mang Ndzen yang meng-instrukan panjang golok sebenar nya, yang kira-kira 70 cm.



"Golok ini sudah tua,golok ini sudah ada sejak kepemimpinan kepala sekolah Pertama"



"Emang nya kepala sekarang itu kepala sekolah yang keberapa?"



"sudah yang ke-tiga belas"




"Wih,emang sekolah ini udah ada di tahun berapa,mang?"




"Dari tahun '86 dek" Jawab mang Ndzen yang tengah me-nyemen bagian meja keramik yang rusak.



"Tu golok lebih tua dari lu,bro"canda saya kepada teman saya.




Lalu kami pun membahas trending topic itu.Menanyakan hal yang sederhana kepada mang Ndzen.Bercanda tawa bersama.Bahkan sampai teman saya selesai shalat,kami masih mengobrol bareng bersama mang Ndzen  dan menemani nya me-nyemen meja itu.Sampai ketika cesar,teman saya bertanya kepada mang Ndzen.



"Mang,sudah berapa lama kerja disini?"



"Sudah 30 tahun dek,dari pertama kali sekolah ini dibentuk"




"Wih,udah lama banget ya,mang"




"Iya,dek"




Dialog ini membuat saya tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang mang Ndzen.Entah kebetulan atau tidak,salah satu teman saya tiba-tiba bertanya kepada mang Ndzen.



"Umur mamang berapa mang?"





"Sudah tua dek,sudah 55 tahun"ucap nya sambil tersenyum




"kalau boleh tahu,anak mamang ada berapa?"




"Ada tiga,dek"




"Sekolah dimana?"




"Yang anak pertama sudah berkeluarga dan lulus s1,Anak mamang yang kedua sekarang tengah mengejar gelar s1 nya di salah satu universitas di bogor,dan si bungsu masih duduk di bangku SD"




Lalu kami kembali membahas percakapan singkat tadi.Namun,saya tidak "join" mengobrol dengan teman-teman saya karena saya termenung.Seorang cleaning service sekolah,mampu membiayai & mendidik anak nya hingga lulus dari universitas.Suatu hal kecil namun menggetarkan hati saya.Setelah obrolan singkat,kami memutuskan untuk pamit dengan mang Ndzen karena langit sudah memerah,tanda sore hari.



Di perjalanan pulang,saya masih termenung dengan obrolan tadi.Di perjalanan yang jauh menuju rumah,hujan datang rintik-rintik,saya menghadap kaca mobil angkot tengah memikirkan "bagaimana bisa seorang cleaning service yang gajinya saja kurang mencukupi,bisa membiayai anaknya hingga bisa lulus dari universitas?".Setelah sekian lama,Saya mendapat pelajaran besar dari mang Ndzen.

Jangan pernah melihat buku dari sampul nya.Karena siapa tahu isi buku tersebut lebih bermanfaat dari buku lainnya.